all I hear is raindrops...
falling on the rooftop...
oh baby, tell me why'd you have to go..
cause this pain I feel it won't go away...
and today, I'm officially missing you...
I thought that from this heartache
I could escape
but I fronted long enough to know
there ain't no way, and today...
I'm officially missing you...
oh... can't nobody do it like you..
said every little thing you do...
hey baby stay it stays on my mind...
and I, I'm officially missing you...
all I do is lay round
two years full of tears...
from looking at your face on the wall
just a week ago you were my baby
now I don't even know you at all
I don't know you at all
well, I wish that you would call me right now
so that I could get through to you somehow
but I guess it safe to say baby, safe to say...
that I, I'm officially missing you...
why this song really touching? and makes me remind everythings about you???
My imagination My story
Senin, 10 Desember 2012
Jumat, 07 Desember 2012
My Baby (Part 3)
Sebelumnya….
Drrrt….
Drrrt… Drrrt…
“halo,
yaa hana ada apa?”
“kyouhei..
aku… aku… hamil. Kau harus bertanggung jawab”
“apa?!?
Euum… maaf hana nanti saja yaa bicaranya, aku sedang sibuk”
“tapi…”
Tuuuuut………
tuuuuut……..
Hana
yang tak sabaran pun akhirnya menghampiri kyouhei di club yang biasanya.
Kyouhei sedang bersama wanita lain. Hana yang kesal langsung menarik tangan
kyouhei dan membawanya keluar club.
“aku
minta kau tanggung jawab!”
“tanggung
jawab apa? Aku tak mengerti maksudmu”
“aku
hamil kyou! Dan itu semua karena kamu!!”
“aku?
Tentu saja itu salahmu juga! Kenapa kau begitu tak ada pertahanan?? Makanya aku
malas sama cewek yang baru pertama kali. Karena akan berisik seperti ini!”
“kau
bodoh kyou!! Aku sungguh membencimu!!!” omel hana sambil tak berhenti
memukulinya.
“hah!
Merepotkan! Pergi sana!!! Wanita tak berguna!!” usir kyouhei kasar. Ia
mendorong hana hingga terjatuh di tanah. Malam itu hana menangis
sejadi-jadinya.
Club…
“kau
yang bernama kyouhei?” Tanya yuki dengan nada menantang.
“yaa..
kau siapa?”
“sialan!”
BUUUK!
Yuki
memukul wajah kyouhei keras di hadapan hana. Yuki tak berhenti memukulinya
sampai kyouhei benar-benar terlihat lemas tak berdaya di lantai. Hidungnya dan
mulutnya mengeluarkan darah.
BUUUK!
“ini
untuk air mata hana”
BUUUK!
“yang
ini untuk bayi yang dikandung hana sekarang!”
BUUUUK!!
“yang
ini untuk semua yang telah kau lakukan pada hana! Aku peringatkan, sampai kau
mendekati hana lagi, aku akan membuatmu mati!” ancam yuki pada kyouhei yang
sudah terkapar di lantai.
Setelah
pertengkaran selesai, yuki dan hana segera pergi dari club itu. Dan mereka tak
langsung pulang ke rumah. Mereka kembali duduk di kursi taman dekat rumah
mereka.
“sudah
berapa umurnya?” Tanya yuki sambil menatap lembut kearah perut hana yang masih
kempes itu.
“baru
sekitar dua minggu” jelas hana.
“kau
tak perlu khawatir hana. Aku akan bersedia menerima bayi ini nanti setelah dia
lahir. Aku juga yang akan menjadi ayahnya kelak. Aku berjanji akan menjadi ayah
yang hebat untuknya” janji yuki pada hana.
Terharu,
hana tak kuasa menahan air matanya. Ia menangis tertunduk di hadapan yuki. Ia
merasa sangat malu karena kelakuannya sendiri. Yuki pun memeluknya dan
menenangkannya. Yuki memastikan bahwa ia akan menjadi ayah dari anak hana
kelak.
***
Hari
demi hari hana lalui dengan santai. Ia bersama dengan yuki bersama-sama saling
menjaga bayi yang kini dikandung hana. Jika dulu selalu hana yang pulang cepat,
sekarang bahkan yuki juga berusaha pulang cepat agar bisa menjaga hana dan bayi
yang dikandungnya.
Yuki
kini bekerja sambilan agar dapat membelikan hana makanan penuh nutrisi agar
kelak si bayi lahir dengan sehat. Tak hanya yuki yang berjuang sendirian,
tetapi juga teman-teman hana yang sudah tau masalah ini. Yumi, noi dan rika
senantiasa selalu membantu yuki dan hana. Mereka membantu hana mengerjakan
tugas kuliahnya di semester akhir. Mereka juga sering membelikan susu khusus
ibu hamil untuk hana. Mereka selalu men-support hana.
Kandungan
hana kini sudah berumur 7 bulan. Tak terasa memang. Namun… orang tua hana yang
sedang dinas ke luar kota masih belum mengetahui mengenai kehamilan hana. Tentu
ini akan menjadi masalah selanjutnya untuk hana. Entah apa yang akan ia katakan
kelak kepada ayah dan ibunya nanti.
“AWWW….!!”
Jerit hana sambil memegangi perutnya yang mulai membesar.
“ada apa?? Apa kau sudah ingin melahirkan?
Tapi kandunganmu bulan” ujar yuki panik.
Ia pun
dengan segera memesan taksi untuk membawa hana ke rumah sakit terdekat.
Hospital…
Hana
berbaring lemas di atas tempat tidur panjang nan kaku itu. Dokter perempuan lah
yang menanganinya. Dokter yang pernah bertemu dengan hana di taman beberapa
waktu lalu.
“aku
tidak menyangka kau lah yang menjadi pasien ku. Aku salut denganmu yang tak mau
menggugurkan kandunganmu” ucap sang dokter lembut.
“dok,
bagaimana keadaan kandungan hana?” Tanya yuki
Dokter
itu hanya terdiam dan tertunduk.
“apa
kau pacarnya?” Tanya sang dokter.
“euumm…
dia sahabatku sejak kecil. Orang itu… ia mengkhianati aku dan bayiku” ujar hana
menyela pembicaraan.
Dokter
itu kemudian keluar dan tak lama masuk lagi dengan membawa papan tulis putih
dan spidol. Ia menggambar bagian-bagian yang terdapat di dalam area rahim
rata-rata wanita. Dan ia melingkari salah satunya.
“ini.
Seharusnya sperma dan telur seharusnya mereka berbuah pada bagian ini. Tetapi si
sperma salah jalur dan akhirnya berbuah di tempat yang salah. Tentu ini tidak
baik. Dengan segala hormat aku sangat minta maaf padamu hana. Tetapi kali ini
serius, kau harus merelakan bayimu pergi atau nyawamu yang terancam nantinya”
jelas dokter.
“maksud
dokter? Aku harus menggugurkan kandunganku?” Tanya hana shock.
“yaa…
dengan terpaksa. Jika bayi ini tetap dilahirkan kemungkinan ia selamat hanya
10% dan kalaupun ia selamat ia akan menjadi cacat atau kau juga bisa mati
karenanya” jelasnya lagi.
“tidak…!
Aku tidak mau menggugurkan bayiku dok! Tidak mau!!!” jerit hana kencang. Ia
juga meronta-ronta dan melepaskan infus di tangannya paksa.
Darah
yang keluar dari tangan hana begitu banyak, hana terus saja mengamuk karena tak
ingin bayinya di gugurkan. Beberapa suster dan yuki memegangi tangan dan
tubuhnya, dan akhirnya hana pun disuntikkan obat bius sementara untuk menenangkannya
dan membawamya ke ruang operasi untuk mengambil janin yang di kandungnya dan
sesuatu yang membuat saluran rahim hana rusak sebelah hingga ia nantinya hanya
akan mempunyai satu saluran rahim.
Hingga
oprerasi selesai hana masih belum sadarkan diri, dan saat itu pun yuki masih setia
menunggunya di sofa yang tersedia di dalam ruangan.
Tak
lama kemudian, hana pun terbangun dan menangis. Yuki yang mendengar tangisannya
langsung saja memeluknya erat. Namun…
PLAAAK!
Orang
tua hana datang dan mendorong yuki. Ayah hana menampar pipi hana kencang.
“siapa
yang melakukannya?!! Ayoo cepat bilang!!” Tanya ayah hana geram.
“dia…”
“aku
paman. Aku yang melakukannya. Bayi yang kini di kandungnya adalah anakku” bela
yuki.
PLAAAK!!
Ayah
hana memukul pipi yuki keras hingga yuki terjatuh ke lantai.
“aku
sudah lama mengenalmu dan keluargamu! Bagaimana bisa kau melakukan ini pada
hana!!” ucap ayah hana emosi.
“maafkan
aku paman”
“bukan!
Bukan dia yah yang melakukan semua ini. Ini semua salahku yang bodoh mau
melakukannya dengan pria ba**ngan yang tak bertanggung jawab. Namanya kyouhei. Yuki
lah yang menolongku selama ini. Ia pernah memperingatkanku tapi aku tak
mendengarkannya. Aku melakukannya karena saat itu aku sedang marah. Maafkan aku
yah. Ini salahku bukan yuki” jelas hana sambil berlutut di depan ayahnya
memohon ampun.
Ayah
hana kemudian keluar ruangan diikuti ibu hana.
Semakin
larut, semuanya tertidur pulas. Ayah dan ibu hana seakan telah memaafkan
kesalahan anaknya itu. Mereka berjaga di dalam kamar dengan kasur tambahan.
Tetapi…
WUUUSHHH…….
Tiba-tiba
saja angin malam berhembus kencang memasuki ruang inap hana. Sebentar yuki
membuka matanya dan melihat pintu balkon terbuka. Yuki masih tak sadar penuh,
kemudian ia pun kembali memejamkan matanya. Tapi, baru beberapa detik ia
memejamkan matanya ia teringat hana. Ia pun membuka matanya cepat dan melihat
kearah tempat tidur hana. Selimut menutupi seluruh badan hana. Anaeh. Yuki yang
curiga langsung saja membuka selimut putih itu dan benar saja, itu bukan hana
melainkan guling.
Dengan
cepat yuki keluar balkon. Terlihat hana sudah berdiri di atas pembatas balkon
tersebut.
“HANA!
Apa yang akan kamu lakukan? Cepat turun!” teriak yuki yang kemudian membuat
orang tua hana terbangun dan keluar kamar. Melihat anak mereka satu-satunya
ingin bunuh diri ibu hana shock dan meneriakkan nama hana histeris.
Ayah
hana pun mencoba menahan hana tetapi tak berhasil.
“untuk
apa aku hidup sementara sudah tak ada yang aku perjuangkan lagi. Lebih baik
jika aku ikut menyusul dengan anakku kan? Ya kan? Hehhehehe…” ucap hana sambil
tertawa pedih dan mengeluarkan air mata.
“hana
jangan bodoh! Kau masih punya satu saluran lagi untukmu hamil lagi. Percayalah
kau tetap akan hamil dan punya anak lagi” bujuk yuki mencoba menghibur hana.
“yuki
benar hana, ayo turun. Kau masih bisa punya anak” ujar dokter membenarkan.
“jangan
menghiburku yuki, dokter. Kemungkinan itu sangat kecil. Aku tau itu” ucap hana
lagi.
Dan
hana pun mulai memejamkan matanya dan menjatuhakan badannya, “HANA!!!!” teriak
semua orang di balkon itu. Ada dokter, suster, orang tua hana termasuk juga
yuki.
Yuki
berlari dengan cepat dan menangkap tangan hana cepat, kemudian dibantu ayah
hana yuki pun menarik tangan hana. Hana berhasil diselamatkan.
Sejak
kejadian percobaan bunuh diri itu, yuki tak lagi menunggunya di dalam kamar
selama hana di rawat di rumah sakit. Yuki memilih duduk manis dan menunggu hana
di balkon depan kamar. Walaupun sedang musim dingin, yuki tetap tak menyerah.
Baginya keselamatan hana yang pertama.
“kau
beruntung hana. Ia pantas menjadi suami mu nanti. Ia selalu menjagamu semenjak
kejadian malam itu” ujar dokter sambil membuka tirai kamar. Hana terharu dan
menagis di dalam kamar melihat yuki yang sedang duduk di balkon sambil meminum
segelas kopi panas dan tersenyum melihat hana yang sedang berada di kamar. Yuki
benar-benar menjaganya dengan baik.
3 days later…
“akhirnya
aku keluar juga dari rumah sakit” ucap hana senang.
“hana…”
panggil dokter.
“yaa…
ada apa dok?” Tanya hana sambil tersenyum.
“berjuanglah
untuk yang selanjutnya. Hubungi aku lagi saat kau akan melahirkan” ucap dokter.
“heuum…
aku akan berusaha dan tak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi. Terima
kasih yaa dok, aku sangat berterima kasih padamu” ucap hana sambil memeluk
dokter hangat.
Aku
dan yuki akhirnya kembali ke keadaan semula. Aku pun kembali meneruskan kuliah
ku. Dan teman-temanku? Yaa… mereka tetap menjadi teman-temanku yang setia
membantuku dalam mengejar pelajaranku yang tertinggal. Yuki pun akhirnya lulus
dengan nilai yang baik dan masuk ke universitas yang sama denganku. Ia
mengambil jurusan managemen. Ia ingin menjadi eksekutif muda.
Kalian
tau? Setelah kejadian ini aku benar-benar lega dan belajar sesuatu.
Jangan
pernah kamu mencoba untuk melakukan hubungan intim dengan seseorang yang baru
kamu kenal. Euumm… tidak. Jangan mencobanya dengan siapapun. Percayalah, ketika
kalian melakukannya dan kalian kebablasan, kalian hanya mempunyai dua pilihan.
Melahirkannya ke dunia ini atau menggugurkannya. Keduanya sama buruk. Tetapi
saat kalian berpikir akan menggugurkannya, coba kalian pikirkan kembali. Coba kalian
bayangkan si baby yang ada di kandungan kalian adalah kalian dan yang akan
menggugurkan kalian adalah ibu kalian saat ini. Apa perasaan kalian? Dibuang
begitu saja. terasa menyakitkan kan?
Apa
yang aku lakukan adalah kesalahan terbesarku, tetapi kesalahan itu membuatku
sadar akan semuanya.
Dear my baby…
Baik-baik yaa disana. Maafkan ibu… tetapi ibu janji
akan menyusulmu nanti saat sudah tiba
waktunya. Ibu akan menjalankan hidup dengan baik, doakan ibu dari atas
sana dan ingatkan ibu lewat mimpi jika ibu melakukan salah lagi.
Dear my baby…
Ketika kita bertemu nanti, ibu takut tak
mengenalimu. Jadi sesering mungkin datanglah ke mimpi ibu dan ingatkan ibu
selalu akan wajah cantikmu sayang… ibu dari sini akan mendoakan mu selalu agar
kau selalu merasa hangat disana. Ibu ingin sekali memeluk tubuhmu, melihatmu
tumbuh dan menjadi anak yang cantik..
Mengantarmu ke sekolah sampai melihatmu bisa
mendapatkan pria yang pantas bersanding denganmu di pelaminan. Walaupun kini
tak bisa menjadi nyata, ibu berharap ketika ibu melahirkan adikmu, ibu dapat
mewujudkan impian ibu. Ibu akan tetap mempunyai rasa cinta dan sayang yang sama
untukmu dan adikmu nanti.
Dear my baby…
Take care, don’t worry about me or your step
father, we’ll be alright. Keep healthy and waiting for us. I will keep praying
for you, not just me but your step father, your grandma and grandpa of course.
You know how much I love you? You’ll never know… I love you more than anyone
else.
My baby…
You are my everything. If someone asked me to
choose between : last breathe or say love to you, I will answer him with :
I will use my last breathe to say I love my baby
more than anything in this world.
Good bye dear…
MOM
My Baby (part 2)
18+
Campus
– class
“pagi hana. Ohh ya
kemarin kyouhei titip salam untuk kamu tuh” ujar rika.
“ahh… ya ampun! Aku iri
deh sama kamu. Kyouhei itu kan cowok paling keren di kampusnya. Dia juga
terkenal banget loh di kampus kita. Kamu beruntung banget han” ujar noi.
“beruntung apanya?”
Tanya hana tak mengerti.
Yumi, Rika, dan Noi pun
saling melirik. “kamu itu payah deh. Kyouhei itu suka sama kamu hana. Masa kamu
enggak sadar sih?” ujar Yumi gemas.
“masa sih?”
“haaaanaaaaaaa…….!!!” Teriak yumi,
rika, dan noi berbarengan.
“hahahaha….”
Saat
perjalanan ingin ke mall pun, tak sengaja aku dan teman-temanku bertemu kyouhei
dan teman-temannya juga baru pulang menuju mall yang sama. Akhirnya kami pun
berjalan bersama. Mendadak kyouhei merangkul bahuku. Yaaa… karena aku takut
dibilang anak rumahan yang norak oleh teman-temanku, dan karena aku takut
kyouhei illfeel denganku jadi aku biarkan saja dia merangkulku. Walau
sebenarnya aku risih -__-!
Di
dalam mall, aku tak sengaja melihat yuki dengan teman-teman club sepak bola-nya
dengan satu cewek, yaa mungkin ia managernya.
“Yuki!”
panggil hana keras.
Yuki
menoleh lalu kemudian ia hanya menyunggingkan senyumnya.
“apaan
sih? Dipanggil malah begitu” ujar hana kesal.
“kamu
kenal dengan cowok tadi?” Tanya kyouhei
“yaa…
eumm… maksudku tidak. Aku salah orang. Aku kira tadi sahabatku” jawab hana
bohong.
Kemudian
mereka pun kembali berjalan-jalan. Kali ini hana kebablasan dan ia baru sampai
rumah yuki jam 8 malam.
“tadi
itu pasti manager club sepak bola mu kan? Heeh.. biasa saja ya” ucap hana
meremehkan.
“daripada
kamu, jalan sama cowok aneh! Rambut gondrong, pakai anting segala. Dia itu
memang siapa? Apa dia itu personil bigbang atau super junior? Atau TVXQ? Tidak
pantas sama sekali! Dia itu sangat jelek dan aneh!” ujar yuki sinis.
“YUKI!
Kau itu bikin aku marah! Dia itu kyouhei! Dia lebih baik, lebih dewasa dan
lebih perhatian daripada kamu!” omel hana balik.
Pertengkaran
semakin hebat. Sampai-sampai hana meninggalkan rumah yuki dengan membanting pintu.
Yuki pun tak mengejar hana saat ia pergi.
***
Setelah
malam itu, aku tak lagi pergi ke rumah yuki. Aku marah dengannya. Ia sangat
kekanakan. Aku tak suka caranya menghina kyouhei.
“hana,
kita jalan yuk!” ajak kyouhei.
“kemana?
Kebetulan aku lagi badmood banget nih!” ucap hana.
“club
YZ, teman-teman kamu juga ada loh”
“heeumm…
baiklah. Tapi bagaimana kita jalan-jalan dulu? Kamu belum makan siang kan?”
“iya.
baiklah”
Hari
itu menyenangkan. Tak pernah aku merasa sebahagia ini. Jalan bersama kyouhei
menyenangkan. Saat akan menonton bioskop, kyouhei menonton film yang aku
inginkan, tetapi saat bersama yuki, ia tak pernah mau mengalah. Ia hanya mau
menonton film horror atau action. Sedangkan aku hanya mau menonton film
romantic. Dan pastinya berakhir dengan pertengkaran, dan pulang ke rumah!
Saat
bersama kyouhei, aku sangat nyaman. Tak perlu meributkan hal-hal sepele yang
sebenarnya tak perlu diributkan. Kami pun akhirnya pergi ke club YZ itu. Begitu
bising disana, lampunya juga sangat terang dan penuh warna. Teman-temanku
memang ada disana. Mereka bersama pacar mereka. Ini pertama kali aku pergi ke
club malam dan meminum segelas kecil alcohol.
Tak
lama kyouhei mengajakku keluar club. Dan kami pergi meninggalkan club itu.
Kyouhei
mengajakku ke apartmentnya. Kamarnya sangat rapi dan teratur. Berbeda dengan
yuki. Bahkan di saat seperti ini aku masih memikirkan anak kecil itu.
Kyouhei
memperlihatkan ku video saat dia lomba surfing. Sangat keren. Namun….
Tiba-tiba…..
***
“kamu
semalam ngilang gitu aja sama kyouhei. Pasti dia mengajakmu ke apartmentnya
yaa?” Tanya noi penasaran.
“iya”
“apa
kamu dan dia….” Tanya yumi menggantung.
Hana mengangguk.
Aku
bahkan tak percaya dengan diriku sendiri. Aku bisa melakukannya walaupun aku
belum tau bagaimana perasaan ku yang sebenarnya dengan kyouhei. Aku
melakukannya karena aku terbawa suasana dan juga… Karena aku ingin melampiaskan
kemarahanku pada yuki. Aku kira saat melakukannya akan terasa menyenangkan
seperti apa yang teman-temanku bilang. Tetapi… aku salah. Aku hanya merasakan
kesakitan yang mendalam. Aku tak bisa berhenti memikirkan yuki malam itu.
Benar, aku tak pikir panjang. Aku sangat bodoh.
2 weeks later…
Hueeek…..
Hueeek…..
Hueeek….
“kamu
kenapa sayang?” Tanya ibu.
“tidak
apa bu. Aku mungkin hanya masuk angin” jawabku bohong pada ibu. Keluar dari
toilet aku langsung saja membaringkan tubuhku di atas ranjang. Perasaan apa
ini? Aku mual, kepalaku pusing, aku merasa tak berdaya. Aku bahkan mengeluarkan
keringat dingin. Apa aku… tidak. Tidak mungkin. Mungkin aku hanya masuk angin
karena angin malam.
Kondisi
tubuh hana memburuk. Tetapi ia memaksakan untuk tetap masuk kuliah. Sesampainya
di kelas, ia hanya duduk dengan wajah pucat. Di kampus pun hana beberapa kali
bolak-balik ke toilet.
“kau
baik-baik saja kan?” Tanya noi khawatir.
“entahlah.
Aku mual, kepalaku juga pusing” jawabnya lemas.
“aku
punya ini… cobalah di toilet. Aku agak khawatir dengan keadaanmu hana” ucap
rika sambil mengeluarkan testpack dari tasnya. Hana mengambilnya dengan sedikit
takut. Ia takut apa yang teman-temannya khawatirkan terjadi. Perasaannya pun
terasa tidak enak. Ia gugup, sambil sesekali ia menggigit bibir bawahnya.
Hana
pun masuk ke dalam toilet. Noi, Yumi dan Rika menunggunya denga cemas. Sampai
akhirnya hana keluar sambil meneteskan air matanya. Ketiga temannya pun
memeluknya seketika. Tangisan hana menjawab semuanya. Ia hamil.
“maaf
hana. Harusnya aku tak mengenalkanmu dengan kyouhei. Maaf.” Ujar noi sambil
ikut meneteskan air mata dipelukan hana.
“sudahlah.
Apa ada solusi? Aku takut jika orang tuaku tau ini semua” jawab hana.
“apa
kau ingin mencoba menggugurkannya sebelum itu membesar?” ucap rika menawarkan
solusi untuk melakukan aborsi.
Sepulang
kuliah, yumi, noi dan rika menemani hana ke dokter khusus aborsi.
Gedung
tua dan terpencil, gedungnya juga seperti tak terawatt lagi. Banyak daun-daun
merambat di tembok luar rumah sakit itu. Perlahan hana memasuki gedung itu dan
disambut langsung oleh suster tua yang langsung mengantarkannya ke ruang
dokter. Ruangannya menyeramkan, berbau dan banyak alat-alat mengerikan. Tempat
berbaringnya pun juga menyeramkan, bahkan terlihat kain yang penuh darah.
Sepertinya ada seorang pasien yang sebelumnya sudah datang dan melakukan
aborsi.
“cepat
berbaring disana dan lepaskan underwear mu” ucap sang dokter.
Hana
hanya diam, jantungnya berdegup kencang. Matanya berlinang dan “TIDAK!” teriak
hana sambil berlari keluar gedung itu.
Hana
terus berlari sampai kakinya lemas. Dan berhenti di suatu taman bermain. Ia
terduduk dengan air mata menetesi pipinya. Ia melihat banyak ibu-ibu muda yang
sedang mendorong kereta bayi sore itu.
“cantik
yaa?” ucap seorang wanita yang duduk di sebelahnya.
“siapa?”
Tanya hana.
“ibu-ibu
itu. Kau tau, seorang wanita akan terlihat sangat cantik ketika ia sedang
mengandung dan saat ia sedang bercanda dengan bayi-nya. Wanita yang disana itu
adalah mantan pasien ku. Ia sudah mencoba berbagai cara agar mempunyai anak,
tetapi tak bisa juga. Baru 10 bulan yang lalu lah ia berhasil mengandung
seorang bayi” cerita sang dokter cantik.
“selama
itukah ia berusaha?” Tanya hana tak percaya.
“heeum..
itu bisa menjadi pelajaran untuk para anak muda. Sekarang ini aborsi banyak
dilakukan, mereka tak tau betapa banyak wanita di dunia ini ingin mempunyai
anak. Sedangkan mereka yang dapat dengan mudah, malah dibuang begitu saja. itu
sangat disayangkan” jelas dokter.
“baiklah,
aku harus kembali ke rumah sakit. Ohh ya.. ini kartu namaku. Jika butuh sesuatu
kau bisa menghubungiku. Siapa namamu cantik?”
“Hana.
Terima kasih”
Dokter
itu pun pergi meninggalkan hana dengan satu pelajaran berharga.
Hana
pun berjalan kaki sampai rumahnya.
“kau
baru pulang jam segini?”
Itu
yuki. Ia menungguku di depan rumahku?
Mendadak
hana menangis dan memeluk yuki ia tak kuasa menahan semua masalahnya kini.
“ada
apa denganmu hana?” Tanya yuki khawatir.
Yuki
pun akhirnya membawanya ke taman yang berada tak jauh dari rumah mereka.
“begitu
ceritanya”
Yuki
yang emosi dengan cerita yang hana ceritakan langsung saja menyetir mobilnya
dan menuju suatu club malam yang sering di datangi kyouhei. Hana coba menahan
yuki tetapi tetap saja tak bisa.
My Baby (part 1)
18+
|
MY
BABY
“hana, nanti aku akan
pulang terlambat. Jadi jangan tunggu aku”
“heeum… baiklah. Aku
akan tetap memasak untukmu. Jadi jika nanti kamu lapar, kau bisa memakannya
langsung”
“iya. Terima kasih
yaa…”
Yuki pun pergi ke
sekolah. Begitupun juga aku.
Yuki ini adalah temanku
sejak kecil. Ia dan aku selalu bersama-sama. Keluarga kami pun sangat dekat
layaknya keluarga besar. Aku sangat menyayangi yuki seperti adikku sendiri,
walaupun pada kenyataannya aku tak punya adik.
Ia lebih muda 3 tahun
dariku.
Saat ini dia masih
duduk di bangku SMA kelas 1, sedangkan aku sudah berada di bangku kuliah
semester pertama. Ia tinggal di rumah pamannya, tetapi karena pamannya di
pindah tugaskan ke Indonesia, ia jadi tinggal sendirian di rumah itu. Semenjak
ayah dan ibunya meninggal dunia karena kecelakaan, ia tak punya siapa-siapa
lagi. Dan aku pun berjanji akan terus menjaganya sampai ia tumbuh dewasa nanti.
Hampir setiap hari aku
pergi ke rumahnya dan menemaninya. Kami berbagi tugas. Aku yang memasak dan
mencuci pakaian. Sedangkan yuki tugasnya mencuci piring dan membersihkan rumah.
Kami sudah melakukan rutinitas seperti ini sejak malam dimana orang tua yuki
meninggal dunia.
“hana, sepulang nanti
kami akan pergi ke XY club loh! Kamu ikut yaa?” ajak rika.
“kita pulang jam 6 sore
kan? Maaf yaa lain kali aja. Aku tidak bisa” tolak hana sopan.
Begitulah rutinitas ku
sehari-hari. Jika sudah jam 6 sore aku akan pulang. Karena aku sudah harus
memasakkan makan malam untuk Yuki. Aku tak bisa pergi bermain bersama
teman-temanku hingga larut malam, karena aku kan sudah berjanji pada diriku
sendiri dan orang tua yuki akan merawat dan menjaga yuki hingga saat dimana ia
sudah benar-benar dewasa. Kami akan terus bersama. Walaupun aku terkadang kesal
dengan sifat kekanakannya, tetapi aku dapat memaafkannya. Entah kenapa.
Yuki’s
House
“bagaimana tadi sekolah mu?” Tanya hana
sambil memotong tomat di dapur.
“biasa saja. seperti
biasa. Mengerjakan tugas, bermain, mengobrol dan sebagainya. Bagaimana dengan
kuliahmu? Apa teman-teman barumu menyenangkan?” Tanya yuki balik.
“yaa mereka
menyenangkan” jawab hana singkat.
Yaa… beginilah kami
berdua. Saat bertemu kami saling menanyakan kondisi disekolah atau ada cerita
apa saja yang menarik untuk diceritakan. Sambil menyiapkan makan malam, dan yuki
sambil mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru-gurunya disekolah.
Dan kegiatan kami
selalu seperti itu setiap harinya. Membosankan? Yaa… tapi aku merasa jika
bersamanya tak ada yang membosankan dan semuanya terasa ringan juga
menyenangkan.
Campus
“hana, nanti kan kita
tidak ada kelas, bagaimana jika kita pergi ke mall sebentar? Bagaimana?” ajak rika,
teman hana.
“baiklah. Kebetulan aku
sedang bosan” jawab hana setuju.
Setelah kelas berakhir hana
dan teman-temannya pun pergi. Sampai akhirnya mereka menemukan satu café dan
memutuskan untuk mengobrol disana. Dan obrolan gadis-gadis remaja pun dimulai.
Noi :
eumm…. Aku kemarin jadi loh merayakan acara anniv dengannya berdua >_<!
Yumi :
benarkah? Lalu kamu merayakannya dimana? Di hotelkah?
Noi :
eumm… yaaa… begitulah. Kkk…
Rika :
pasti kau melakukannya yaa…?
Noi :
yaa.. aku tak bisa menolaknya *blushing*
Yumi :
yaah.. tapi dua bulan lalu aku juga melakukannya kok! Dan sialnya aku malah
kebablasan -__-!
Hana :
kebablasan gimana? Maksudnya kamu ha…
Noi-Yumi-Rika : ssshhhhttt…….
Hana :
aku mengerti. Lalu? Apa yang kamu lakukan?
Yumi :
aku langsung saja menggugurkannnya. Agak sakit memang, tapi setelah itu aku
lega ^^!
Hana :
bagaimana mungkin kamu bisa lega? Itu kan sama saja kamu membunuh darah daging
mu sendiri.
Yumi :
yaaa… memang. Tapi daripada anakku nantinya lahir tanpa ayah. Itu menyedihkan.
Lagipula tetsuya tidak mau punya baby dulu katanya –o--
Hana :
ohh begitu yaa… (“>.>)
Noi :
nanti juga kamu akan merasakannya hana. Hahaha…
Yumi-Rika : iya benar. Hahaha…
Mereka semua sudah
pernah melakukan ‘itu’. Buat mereka itu semua sudah biasa, tapi untukku itu
adalah sesuatu yang sangat sensitive. Tidak semudah itu melakukannya, harus
bersama orang yang di sukai kan? Aku tidak akan melakukannya kecuali dengan
orang yang benar-benar aku cintai dan mencintaiku.
Lagipula aku mana tega
menggugurkan bayi yang nantinya menjadi anak yang lucu. Akan menyenangkan jika
bisa melihat mereka lahir di dunia ini. Melihat senyum mereka, tawa mereka, dan
yang terpenting melihat mereka tumbuh menjadi sosok yang bisa dibanggakan. Anak
adalah anugerah terindah yang tuhan berikan untuk semua pasangan di dunia ini.
Tak ada lagi yang lebih indah dibandingkan seorang anak bayi yang imut, yang
bisa kita lahirkan sendiri dengan perjuangan hidup dan mati dan kemudian bisa
memeluk mereka dengan erat. Dapat merasakan detak jantung pertama mereka.
Mendengar tangisan mereka. Tak akan ada moment indah seperti itu lagi di dunia
ini.
Tiba-tiba…..
“hay! Kalian disini
juga? Sedang apa?” Tanya seorang cowok ganteng yang menghampiri meja kami. dia
bersama teman-temannya.
“hay! Kami sedang
ngobrol-ngobrol aja sih. Kalian sedang apa?” Tanya Noi akrab.
“kami baru saja mau
pulang. Tadi kami ada di lantai atas café ini” jawab cowok itu ramah.
“itu teman kalian?
Kenalin dong” ucap cowok itu lagi.
“ohh ya, namanya hana”
ucap noi memperkenalkan.
“hana kenalin namanya
kyouhei. Dia anak kampus X” ucap noi lagi.
“ohh hay kyouhei. Ohh
ya aku pulang dulu ya. Ini sudah jam 6. Daaa…” hana pun berpamitan.
Obrolan di café tak
berhenti sampai disitu.
Kyouhei : dia itu kenapa?
Noi :
hana? Dia memang seperti itu. Setiap jam 6 selalu saja ingin pulang cepat.
Entahlah.
Rika :
dia itu masih ‘suci’ loh. Kkk…
Kyouhei : masa?
Yumi-Rika-Noi: *mengangguk*
Kendji :
kau pasti menyukainya kan kyou? Kkk…
Kyouhei : *smirk* apaan sih kau ini -__-!!
***
Senin, 19 November 2012
Ryu's first love story
Rasa ini sepertinya bukan perasaan biasa. karena ini kali pertama aku benar-benar menyukai seseorang. percayalah, aku tidak bohong sama sekali mengenai yang satu ini. aku benar-benar merasakan sesuatu yang berbeda ketika mulutku menyebut namanya, bercerita tentangnya. ketika tangan ini tak sengaja menyentuh jemarinya. bahkan ketika mataku menatap dalam matanya, aku bisa merasakan itu. rasa malu, gugup dan seperti jantung ini berhenti berdetak. apakah ini CINTA? apakah ini hanya kesalahan pada jantungku saja.
Tentu ini bukan kesalahan pada jantungku.
Aku belum bisa memastikan perasaan apa yang tumbuh ini. selama 19 tahun aku hidup di bumi ini, ini tentu menjadi pengalaman pertama dimana aku merasakan getaran berbeda ketika melihat si dia. hehehe... ini lucu bukan? begitu banyak teman pria ku yang hadir setiap langkah kehidupanku. begitu banyak teman pria yang dekat dan hampir aku jadikan pacarku. Tapi..... ini tentu berbeda. dia mengalihkan pandanganku. dia berhasil mencuri perhatianku. aku tak bisa mengelak. aku sudah melewati usia dimana aku harus mengenal cinta. dan di saat ini, hanya dia yang aku suka. hanya dia yang aku inginkan. hanya dia yang mampu melengkapi semua perjalananku setelah selama ini.
Aku dan dia belum mengenal satu sama lain. ini semacam kebetulan. kebetulan yang manis yang sudah sejak lama aku impikan.
'First Love at the first '. yaaa... mungkin inilah yang disebut jatuh cinta pada pandangan pertama.
aku mengenalnya secara tidak sengaja. heuum... aku ingat dengan jelas bagaimana aku mulai berani menepuk pundaknya. ketika itu, aku pikir tak akan ada reaksi apapun. ternyata.... aku salah. saat aku menepuk pundaknya dan mencoba berkomunikasi dengannya, aku gugup. bukan karena dia orang baru. tapi... entah kenapa aku menjadi deg-degan dan aku tak bisa berhenti tersenyum setelahnya. ini sungguh manis ^^
ohh yaa, ini adalah kisah nyata kehidupanku di umurku yang ke 19 tahun.
aku mengungkapkannya karena aku ingin berbagi kebahagiaan kepada kalian. by the way, kalian tentu bingung. siapa aku?
Namaku : Ryu.
Umurku : 19 th
Aku sangat suka menulis. menurut teman-temanku aku anak yang sangat naif. yaaa... karena aku memang agak kurang pandai dalam hal bergaul. aku sulit beradaptasi dengan suasana baru, karna itu membuatku sangat gugup. aku rasa ini cukup ^^
Good Bye.....
Minggu, 18 November 2012
Kim Jong Woon (The Last Part)
Laki-laki itu
kemudian berpindah tempat duduk, dan duduk disampingku. Aku sudah curiga
dengannya. Kemudian aku terkejut ketika ia tiba-tiba memelukku. Aku berteriak
sekeras mungkin. Dia semakin memelukku erat. Dan… “berhentilah memberontak
seperti itu. aku sangat merindukanmu.” Aku mengenali suara ini. Jong woon. Aku
membalikkan badanku, dan melepaskan topi dan kacamata hitamnya. benar, ia kim
jong woon. Aku spontan memeluknya. Aku meneteskan air mataku lagi. “oppa, aku
takut. Aku kira kau orang jahat”
“tenanglah. Ini
aku. Aku sudah pernah berjanji padamu untuk selalu menjagamu bukan?”
Dia tersenyum
menatapku. Aku rindu senyumannya itu. aku benar-benar merindukannya. Aku senang
ada dia di sampingku kini. Terima kasih tuhan kau telah menghadirkan ia kembali
di sisiku kini. Tepat di hari ulang tahunnya.
“oppa, apa kau
sehat? Apa kau sudah sembuh total? Kenapa kau pulang?” tanyaku khawatir.
“yaa, apa aku
terlihat sakit saat ini?” dia tertawa kecil “aku sudah benar-benar pulih. Aku
mendapatkan donor ginjalku disana. Begitu banyak uang yang keluargaku keluarkan
untukku. Huwaaa.. apa aku harus mengganti semua itu dengan bekerja di
perusahaan ayahku untuk seumur hidupku?” candanya. Aku tak tertawa bahkan
tersenyum sedikitpun. Aku serius mengkhawatirkannya, namun mengapa dia
menganggap semua ini sebuah bahan lelucon. Sangat terlalu. “kau tak perlu
terlalu mengkhawatirkan ku. Aku sehat sekarang. Aku jauh lebih baik dengan
ginjal baru di dalam tubuhku kini” dia tak pernah tersenyum selepas ini
sebelumnya. Aku pun merasa lega melihatnya seperti itu. “kau? Apa selama aku
tidak ada kau sudah punya pacar baru?” tanyanya tiba-tiba. “heeem…” aku
tersenyum malu. Aku ingin membuatnya cemburu sekali-kali. Tapi, belum sempatku
mengerjainya dia sudah menjawab yang tidak-tidak “aiish, aku sudah mengira ini
sebelumnya. Kau mana mungkin berpaling ke lain hati. Kau kan sudah terlanjur
jatuh cinta padaku. aku ini memang hebat.” Gosh, jawabannya itu benar-benar
menyebalkan. Kenapa bisa ada manusia se-narsis itu di dunia ini? Mengerikan.
Mimik wajahku berubah sekejap 360 derajat saat itu juga. Dan dia………
it’s the SECOND
KISS !!!!
“saranghae…
“nado saranghae
oppa”
Inilah kisah cintaku bersama jong
woon. Pada akhirnya kami benar-benar menjalani semuanya seperti semula. Jong
woon kembali sehat, dan kini ia sedang melanjutkan kuliahnya kembali. Aku?
Sedang persiapan ujian akhir dan siap menerima gelar sarjana di jurusan design
interior. Statusku pun tetap sebagai kekasih dari KIM JONG WOON.
Kini ia menjadi
seorang penyanyi terkenal kelas internasional bersama teman-temannya di SUPER
JUNIOR. Ia sangat beruntung. Setelah semua kejadian yang telah ia alami, kini
ia mendapatkan balasan yang membuatnya sangat bahagia. Karena jadwal super
junior sangat padat, dan jong woon memutuskan untuk bertunangan denganku. Dia
bilang dia tak mau aku sampai diambil oleh orang lain. Dan alasan lainnya,
ialah agar aku bisa terus bersamanya selama kariernya berlangsung. Tidak Cuma
menjadi artis, dia juga menjadi pengusaha sukses dengan membuka restoran dan
coffee shop di berbagai wilayah korea, khususnya seoul.
_The end_
Kim Jong Woon (Part 4)
Aku mengikuti
langkah kaki bibik itu sampai menuju di satu ruangan. Pintu berwarna coklat ini
begitu dingin. Entah mengapa aku begitu berdebar ketika menggenggam gagang
pintu kamar itu. aku membukanya. Aku membuka kamar itu. setelah membukanya,
dengkulku ku begitu lemas, aku jatuh di lantai begitu saja. Air mata ku menitik
tanpa seizinku. Aku… melihat berbagai hal yang bisa membuatku menangis tanpa
henti. Kamar itu begitu harum dan bersih. Terlihat bingkai besar dengan susunan
banyak foto di dalamnya, dan membentuk gambaran wajahku sedang tersenyum. Kapan
ia membuat ini? Seluruh waktunya ia gunakan untuk kuliah dan pergi bersamaku.
Foto-fotoku tertempel di dinding. Di sisi dinding lainnya, terdapat foto kami
berdua. Di awal pertemuan kami sampai hari-hari kami semenjak kami menjadi
sepasang kekasih. Di setiap foto, terdapat tanggal dan hari bahkan jam berapa
foto itu diambil. Dia menempelkan itu semua di dinding kamarnya. Kemudian, aku
terduduk di kasur miliknya. Di atas bantal terdapat sebuah buku. Seperti buku
diary. Apa ini milik jong woon? Aku mengambil buku itu dan perlahan aku
membukanya. Di halaman pertama…
Dia menceritakan
di saat pertama dia mulai menyukaiku. Cerita itu belanjut dan terus berlanjut.
Sampai kira-kira satu tahun buku itu tanpa ceritanya lagi. di halaman itu hanya
terdapat satu kalimat yaitu:I love you yang ditulisnya tepat di tanggal ulang
tahunku, 05 juni. Namun, tepat di tanggal 24 oktober dia mengisinya kembali.
Dia mengisinya dengan cerita awal pertemuan kami. Pertengkaran di malam
menyedihkan itu. semuanya ia tuangkan dalam buku berwarna coklat kulit nan tua
itu. semua kejadian menyenangkan, menyebalkan sampai yang meneteskan air mata
ia ceritakan di buku ini. Terakhir, ia hanya menuliskan bahwa ia akan memberi
tahukan semuanya padaku. Yaaa… cerita mengenai penyakitnya itu. aku sempat
menjatuhkan air mataku di atas buku diary jong woon. Aku tak menyangka bahwa ia
segitu tulusnya mencintaiku selama ini. Tak pernah sebelumnya ada lelaki
seperti itu di dalam hidupku. Sebelumnya hanya ada kumpulan lelaki pecundang
yang mengisi hari-hariku. Tersadar sesaat, aku menutup buku itu dan menaruhnya
kembali di tempat semula. Aku keluar kamar jong woon dan mencari bibik tadi.
Dia sedang membersihkan ruang tamu di rumah ini. “chogi, sebenarnya jong woon
pergi kemana? Aku sangat khawatir dengan keadaannya” bibik itu tidak menggubris
pertanyaanku. Dia tetap membersihkan meja. “excuse me.” Bibik itu kemudian
menatap mataku, “eropa”. “mwo?!?!?” aku berteriak. Aku terdiam karena terkejut.
Lalu sewaktu aku bertanya untuk apa jong woon pergi kesana dia kemudian
menjawab “tuan muda pergi ke eropa untuk mencari donor ginjal. Jika bukan
karena dirimu, aku rasa dia sudah menyerah dengan operasi pencangkokan ginjal
tersebut. Dia bilang padaku semalam, bahwa ia berubah pikiran. Ia ingin terus
hidup untuk terus bersamamu dan menjagamu sebaik mungkin. Ia tak akan pernah
menginggkari janjinya. Ia adalah seseorang yang selalu tepat janji. Aku sangat
berterima kasih padamu nona” ucapnya panjang lebar. Tanpa banyak kata-kata aku
pulang. Aku berlari ke kamarku dan menguncinya rapat-rapat. Aku menangis sambil
memegang bingkai foto kecil yang tak lain adalah foto kami berdua. aku menangis
sampai-sampai aku tertidur di lantai dengan wajah yang basah karena air mataku
sendiri.
2 tahun sudah
aku tak mendengar kabar dari jong woon.
Aku berulang
kali mendatangi rumahnya, eopseo. Aku kini menyibukkan diriku dengan segudang
kegiatan, agar aku bisa melupakan jong woon. Walau sebenarnya itu sulit ku
lakukan. Sekeras apapun aku mencoba melupakannya, aku malah teringat dengannya.
Yang aku bisa lakukan hanya berdoa dan berdoa agar jong woon selalu sehat dan
semoga ia berhasil menemukan donor ginjal yang cocok dengannya. Dan semoga
pencangkokan ginjalnya berjalan dengan lancar. Aku selalu mendoakan yang
terbaik untuknya, walau aku tak pernah tau bagaimana kabar dirinya kini. Dan
dimana dia.
Tepat hari sabtu,
tanggal 24 agustus.
Hari ini adalah
hari ulang tahun jong woon. Aku sengaja membeli tiramisu kesukaannya dan aku
tak lupa menaruh satu lilin kecil diatasnya. Aku berniat membawa kue itu ke
dalam little little candy dan merayakannya sendiri disana. Terlalu ramai
disini, sampai-sampai aku mengantri untuk menaiki little little candy. Tempat
dimana aku terakhir kali bertemu dengannya. Sayang kali ini aku harus berbagi
ruangan little candy itu dengan seorang lelaki bermantelkan hitam dengan topi
dan kaca mata hitamnya. Aku duduk berhadapan dengannya. “saengil chukkae
hamnida.. saengil chukkae hamnida saranghandan nae oppa, saengil chukkae
hamnida” aku bernyanyi sendiri. Lelaki itu ku kira ia tak memperdulikanku. Aku
meniup lilinnya kemudian menatap gemerlap kota seoul dari ketinggian. Aku
berharap jong woon ada disini. Kemudian, tak lama little candy terhenti di
puncak teratas. Aku ketakutan, tapi… aku malu pada lelaki di depanku ini jika
aku berteriak ketakutan. Biasanya ada jong woon yang bersedia memelukku jika
aku sedang ketakutan seperti ini.
Langganan:
Postingan (Atom)