18+
Campus
– class
“pagi hana. Ohh ya
kemarin kyouhei titip salam untuk kamu tuh” ujar rika.
“ahh… ya ampun! Aku iri
deh sama kamu. Kyouhei itu kan cowok paling keren di kampusnya. Dia juga
terkenal banget loh di kampus kita. Kamu beruntung banget han” ujar noi.
“beruntung apanya?”
Tanya hana tak mengerti.
Yumi, Rika, dan Noi pun
saling melirik. “kamu itu payah deh. Kyouhei itu suka sama kamu hana. Masa kamu
enggak sadar sih?” ujar Yumi gemas.
“masa sih?”
“haaaanaaaaaaa…….!!!” Teriak yumi,
rika, dan noi berbarengan.
“hahahaha….”
Saat
perjalanan ingin ke mall pun, tak sengaja aku dan teman-temanku bertemu kyouhei
dan teman-temannya juga baru pulang menuju mall yang sama. Akhirnya kami pun
berjalan bersama. Mendadak kyouhei merangkul bahuku. Yaaa… karena aku takut
dibilang anak rumahan yang norak oleh teman-temanku, dan karena aku takut
kyouhei illfeel denganku jadi aku biarkan saja dia merangkulku. Walau
sebenarnya aku risih -__-!
Di
dalam mall, aku tak sengaja melihat yuki dengan teman-teman club sepak bola-nya
dengan satu cewek, yaa mungkin ia managernya.
“Yuki!”
panggil hana keras.
Yuki
menoleh lalu kemudian ia hanya menyunggingkan senyumnya.
“apaan
sih? Dipanggil malah begitu” ujar hana kesal.
“kamu
kenal dengan cowok tadi?” Tanya kyouhei
“yaa…
eumm… maksudku tidak. Aku salah orang. Aku kira tadi sahabatku” jawab hana
bohong.
Kemudian
mereka pun kembali berjalan-jalan. Kali ini hana kebablasan dan ia baru sampai
rumah yuki jam 8 malam.
“tadi
itu pasti manager club sepak bola mu kan? Heeh.. biasa saja ya” ucap hana
meremehkan.
“daripada
kamu, jalan sama cowok aneh! Rambut gondrong, pakai anting segala. Dia itu
memang siapa? Apa dia itu personil bigbang atau super junior? Atau TVXQ? Tidak
pantas sama sekali! Dia itu sangat jelek dan aneh!” ujar yuki sinis.
“YUKI!
Kau itu bikin aku marah! Dia itu kyouhei! Dia lebih baik, lebih dewasa dan
lebih perhatian daripada kamu!” omel hana balik.
Pertengkaran
semakin hebat. Sampai-sampai hana meninggalkan rumah yuki dengan membanting pintu.
Yuki pun tak mengejar hana saat ia pergi.
***
Setelah
malam itu, aku tak lagi pergi ke rumah yuki. Aku marah dengannya. Ia sangat
kekanakan. Aku tak suka caranya menghina kyouhei.
“hana,
kita jalan yuk!” ajak kyouhei.
“kemana?
Kebetulan aku lagi badmood banget nih!” ucap hana.
“club
YZ, teman-teman kamu juga ada loh”
“heeumm…
baiklah. Tapi bagaimana kita jalan-jalan dulu? Kamu belum makan siang kan?”
“iya.
baiklah”
Hari
itu menyenangkan. Tak pernah aku merasa sebahagia ini. Jalan bersama kyouhei
menyenangkan. Saat akan menonton bioskop, kyouhei menonton film yang aku
inginkan, tetapi saat bersama yuki, ia tak pernah mau mengalah. Ia hanya mau
menonton film horror atau action. Sedangkan aku hanya mau menonton film
romantic. Dan pastinya berakhir dengan pertengkaran, dan pulang ke rumah!
Saat
bersama kyouhei, aku sangat nyaman. Tak perlu meributkan hal-hal sepele yang
sebenarnya tak perlu diributkan. Kami pun akhirnya pergi ke club YZ itu. Begitu
bising disana, lampunya juga sangat terang dan penuh warna. Teman-temanku
memang ada disana. Mereka bersama pacar mereka. Ini pertama kali aku pergi ke
club malam dan meminum segelas kecil alcohol.
Tak
lama kyouhei mengajakku keluar club. Dan kami pergi meninggalkan club itu.
Kyouhei
mengajakku ke apartmentnya. Kamarnya sangat rapi dan teratur. Berbeda dengan
yuki. Bahkan di saat seperti ini aku masih memikirkan anak kecil itu.
Kyouhei
memperlihatkan ku video saat dia lomba surfing. Sangat keren. Namun….
Tiba-tiba…..
***
“kamu
semalam ngilang gitu aja sama kyouhei. Pasti dia mengajakmu ke apartmentnya
yaa?” Tanya noi penasaran.
“iya”
“apa
kamu dan dia….” Tanya yumi menggantung.
Hana mengangguk.
Aku
bahkan tak percaya dengan diriku sendiri. Aku bisa melakukannya walaupun aku
belum tau bagaimana perasaan ku yang sebenarnya dengan kyouhei. Aku
melakukannya karena aku terbawa suasana dan juga… Karena aku ingin melampiaskan
kemarahanku pada yuki. Aku kira saat melakukannya akan terasa menyenangkan
seperti apa yang teman-temanku bilang. Tetapi… aku salah. Aku hanya merasakan
kesakitan yang mendalam. Aku tak bisa berhenti memikirkan yuki malam itu.
Benar, aku tak pikir panjang. Aku sangat bodoh.
2 weeks later…
Hueeek…..
Hueeek…..
Hueeek….
“kamu
kenapa sayang?” Tanya ibu.
“tidak
apa bu. Aku mungkin hanya masuk angin” jawabku bohong pada ibu. Keluar dari
toilet aku langsung saja membaringkan tubuhku di atas ranjang. Perasaan apa
ini? Aku mual, kepalaku pusing, aku merasa tak berdaya. Aku bahkan mengeluarkan
keringat dingin. Apa aku… tidak. Tidak mungkin. Mungkin aku hanya masuk angin
karena angin malam.
Kondisi
tubuh hana memburuk. Tetapi ia memaksakan untuk tetap masuk kuliah. Sesampainya
di kelas, ia hanya duduk dengan wajah pucat. Di kampus pun hana beberapa kali
bolak-balik ke toilet.
“kau
baik-baik saja kan?” Tanya noi khawatir.
“entahlah.
Aku mual, kepalaku juga pusing” jawabnya lemas.
“aku
punya ini… cobalah di toilet. Aku agak khawatir dengan keadaanmu hana” ucap
rika sambil mengeluarkan testpack dari tasnya. Hana mengambilnya dengan sedikit
takut. Ia takut apa yang teman-temannya khawatirkan terjadi. Perasaannya pun
terasa tidak enak. Ia gugup, sambil sesekali ia menggigit bibir bawahnya.
Hana
pun masuk ke dalam toilet. Noi, Yumi dan Rika menunggunya denga cemas. Sampai
akhirnya hana keluar sambil meneteskan air matanya. Ketiga temannya pun
memeluknya seketika. Tangisan hana menjawab semuanya. Ia hamil.
“maaf
hana. Harusnya aku tak mengenalkanmu dengan kyouhei. Maaf.” Ujar noi sambil
ikut meneteskan air mata dipelukan hana.
“sudahlah.
Apa ada solusi? Aku takut jika orang tuaku tau ini semua” jawab hana.
“apa
kau ingin mencoba menggugurkannya sebelum itu membesar?” ucap rika menawarkan
solusi untuk melakukan aborsi.
Sepulang
kuliah, yumi, noi dan rika menemani hana ke dokter khusus aborsi.
Gedung
tua dan terpencil, gedungnya juga seperti tak terawatt lagi. Banyak daun-daun
merambat di tembok luar rumah sakit itu. Perlahan hana memasuki gedung itu dan
disambut langsung oleh suster tua yang langsung mengantarkannya ke ruang
dokter. Ruangannya menyeramkan, berbau dan banyak alat-alat mengerikan. Tempat
berbaringnya pun juga menyeramkan, bahkan terlihat kain yang penuh darah.
Sepertinya ada seorang pasien yang sebelumnya sudah datang dan melakukan
aborsi.
“cepat
berbaring disana dan lepaskan underwear mu” ucap sang dokter.
Hana
hanya diam, jantungnya berdegup kencang. Matanya berlinang dan “TIDAK!” teriak
hana sambil berlari keluar gedung itu.
Hana
terus berlari sampai kakinya lemas. Dan berhenti di suatu taman bermain. Ia
terduduk dengan air mata menetesi pipinya. Ia melihat banyak ibu-ibu muda yang
sedang mendorong kereta bayi sore itu.
“cantik
yaa?” ucap seorang wanita yang duduk di sebelahnya.
“siapa?”
Tanya hana.
“ibu-ibu
itu. Kau tau, seorang wanita akan terlihat sangat cantik ketika ia sedang
mengandung dan saat ia sedang bercanda dengan bayi-nya. Wanita yang disana itu
adalah mantan pasien ku. Ia sudah mencoba berbagai cara agar mempunyai anak,
tetapi tak bisa juga. Baru 10 bulan yang lalu lah ia berhasil mengandung
seorang bayi” cerita sang dokter cantik.
“selama
itukah ia berusaha?” Tanya hana tak percaya.
“heeum..
itu bisa menjadi pelajaran untuk para anak muda. Sekarang ini aborsi banyak
dilakukan, mereka tak tau betapa banyak wanita di dunia ini ingin mempunyai
anak. Sedangkan mereka yang dapat dengan mudah, malah dibuang begitu saja. itu
sangat disayangkan” jelas dokter.
“baiklah,
aku harus kembali ke rumah sakit. Ohh ya.. ini kartu namaku. Jika butuh sesuatu
kau bisa menghubungiku. Siapa namamu cantik?”
“Hana.
Terima kasih”
Dokter
itu pun pergi meninggalkan hana dengan satu pelajaran berharga.
Hana
pun berjalan kaki sampai rumahnya.
“kau
baru pulang jam segini?”
Itu
yuki. Ia menungguku di depan rumahku?
Mendadak
hana menangis dan memeluk yuki ia tak kuasa menahan semua masalahnya kini.
“ada
apa denganmu hana?” Tanya yuki khawatir.
Yuki
pun akhirnya membawanya ke taman yang berada tak jauh dari rumah mereka.
“begitu
ceritanya”
Yuki
yang emosi dengan cerita yang hana ceritakan langsung saja menyetir mobilnya
dan menuju suatu club malam yang sering di datangi kyouhei. Hana coba menahan
yuki tetapi tetap saja tak bisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar