“bisakah
kau menjauh dariku??” ucapku sinis kepada seorang lelaki yang berdiri di depanku.
Laki-laki itupun dengan sigap mundur dan menjaga jarak denganku.
Aku park bomi.
Aku berasal dari keluarga yang
sederhana. Ayahku hanyalah pegawai swasta di salah satu perusahaan elektronik
di korea. Ibuku, dia… adalah ibu rumah tangga yang sempurna untuk keluarga
kami.
Laki-laki
yang berada di dekatku itu, dia bernama kibum. Sejujurnya aku tak mencintainya
sama sekali, menyukainya pun tidak. Aku selalu bersikap keras bila sedang
bersama dengannya. Dia memang pacarku, tapi itu semua karna terpaksa!
-----------------------------------------------------Setahun
lalu--------------------------------------------------
“bomi,
bisa kau kemari sebentar sayang?” panggil ibu
Aku
pun menghampiri ibuku yang sedang bersama dengan ayah di ruang keluarga.
“ada
apa bu?” tanyaku lembut
Ibu
mengelus halus rambutku yang terurai, “ibu sejujurnya agak sedikit khawatir
dengan sifatmu yang selalu ketus jika di hadapan pria. Apa kau tidak ingin
mempunyai pacar?” Tanya ibu dengan nada pelan
“mwo?
Maksud ibu apa?” tanyaku cepat
“aniyo,
hanya saja ibu ingin mengenalkanmu dengan seseorang” jelas ibu sambil merangkul
pundakku.
Aku
pun terperangah mendengar jawaban ibu. Tentu saja ibu bermaksud akan
menjodohkan ku dengan anak laki-laki itu. Pasti. Sudah tidak salah lagi.
Esoknya…..
Ibu
mengajakku ke sebuah restoran yang cukup elit. Tidak seperti biasanya, ini
begitu aneh. Ucap bomi dalam hati. Instink-nya tepat. Tak berapa lama ia dan
ibunya duduk di dalam restoran itu, datanglah sepasang suami istri dengan
seorang anak laki-laki di belakang mereka yang mendekat ke meja dimana tempat
kami duduk.
“annyeonghaseyo,
nyonya park” ucap pasangan suami-istri itu bersamaan.
“aah,
annyeonghaseyo nyonya kim. Aah, sudah lama sekali kita tidak bertemu. Silahkan
duduk” ucap ibu ramah sambil mempersilahkan mereka duduk.
“aah,
ini anak kami. kim kibum” ucap si nyonya kim memperkenalkan anaknya
“annyeonghaseyo”
anak laki-laki itu mengucap salam sambil tersenyum manis.
Aku
tidak menyukai senyumnya itu. Terkesan palsu dan dibuat-buat.
“aaah,
anak anda sangat tampan. Oh iya, ini anak kami park bomi” balas nyonya park
memperkenalkan bomi.
“annyeonghaseyo
paman, bibi” ucapku sopan.
“bomi,
kamu sangat cantik” puji orang tua kibum kepada bomi
“”terima
kasih bibi” jawab bomi sopan
Ibu,
aku, kibum dan kedua orang tuanya akhirnya asik mengobrol saat itu. Jelas
sekali terlihat saat itu, bahwa maksud mereka ingin menjodohkan aku dan kibum.
Aku tak ingin membuat ibu kecewa, jadi saat itu aku berpura-pura menyukai
kibum.
Semenjak
hari itu, aku dan kibum sering bertemu untuk sekedar jalan-jalan. Berhubung aku
ingin menyenangkan hati ibu, aku tentu saja menurut dengan semua yang ia
katakan termasuk untuk menemani kibum jalan-jalan sampai menjadikannya sebagai
pacarku. Entah mengapa, ibu memilih dirinya. Ibu sangat yakin bahwa kibum lah
yang terbaik untukku. Aku tak pernah melihat ibu seyakin ini. Jadi jangan
salahkan aku jika sekarang aku sering bersikap ketus bila sedang bersamanya.
Kami
berstatus pacaran hanya jika kami berada di depan orang tua kami. setelah itu…
kami sama sekali seperti bukan layaknya pasangan. Kibum bahkan tak ku izinkan
memegang tanganku.
***
“bomi-ssi,
apa hari ini aku boleh mengajakmu ke suatu tempat?” Tanya kibum
“kemana?”
Tanya ku balik
“suatu
tempat. Sekali ini saja. mau ya…” pintanya dengan nada manja
“baiklah”
jawabku singkat
Ini
adalah pertama kalinya aku meng-iya-kan ajakannya karena keinginanku sendiri.
Kibum
tak henti-hentinya tersenyum di dalam mobil. Hari ini, dia menjemputku di
kampus. Satu lagi keanehan yang terjadi pada diriku hari ini, aku mau pulang
bareng dengannya. Biasanya aku selalu menolak ajakannya.
“kibum,
untuk apa kita ke mall?” tanyaku ketus
Kibum
tak menjawab, hanya saja ia langsung menarik tanganku untuk mengikutinya masuk
ke dalam mall itu. Dia menarikku sampai masuk ke dalam satu butik cantik.
“YA!
Kibum-ssi, aku sudah pernah bilang kan bahwa kau tidak ku izinkan untuk
memegang tanganku!” bentakku keras.
“apa
kau tidak bisa menurutiku walau hanya sekali? Kau itu menyebalkan bomi-ssi!”
jawabnya jujur. Dan itu pertama kalinya kibum berani memprotesku seperti itu.
Kali itu aku benar-benar merasa kalah dan aku pun terdiam. Hari itu aku merasa
aku bukanlah aku yang biasanya. Aku bahkan tak bisa marah padanya.
“ini
cocok untukmu. Kau akan terlihat cantik mengenakan ini” ucap kibum sambil
menunjukkan dress berwarna pink muda bercampur putih di hadapan bomi. Bomi
hanya duduk terdiam di kursi empuk yang ada di dalam butik itu.
“aku
beli yang ini yaa” ucap kibum lagi kepada wanita yang mejaga butik itu.
Setelah
membeli dress itu, kibum pun berpindah ke toko sepatu. Ia membeli high heels
cantik berwarna pink lagi. Sebenarnya, pink adalah warna yang tidak disukai
bomi. Namun, karna bomi tidak protes sama sekali, kibum pun dengan senangnya
memilih warna feminim itu untuk bomi. Tak berapa lama, kibum pun selesai. Ia
mengajakku pulang.
“bomi-ssi,
kenapa hari ini kau begitu diam? Ada apa denganmu?” Tanya kibum sambil menyetir.
“tidak,
tidak apa-apa” jawabku singkat
Setelah
kira-kira 30 menit di dalam mobil, akhirnya kami pun sampai di depan rumahku.
Namun, aku tidak langsung turun karena kibum menahanku.
“ini
untukmu. Pakailah ini di hari sabtu nanti” ucap kibum sambil menyerahkan
kantong belanjaan yang berisi dress dan sepatu tadi.
Aku
pun mengambilnya dan bermaksud turun dengan segera dari mobil kibum, tapi ia
kembali menahanku. “ada apa lagi?” tanyaku dengan nada malas.
Kibum
mendekatkan wajahnya padaku. Chuup…
Ia
tiba-tiba saja mengecup keningku, “goodnight” ucapnya sambil tersenyum manis
padaku. Aneh, aku malah terpesona setelahnya. Aku menatapnya dengan tatapan
kosong.
“bomi-ssi,
apa kau ingin ikut aku kembali ke rumahku??” Tanya kibum membangunkan
lamunanku.
Aku
dengan cepat turun dari mobilnya dan berlari masuk ke kamarku.
“aaarrgghh…
ada apa denganku hari ini?!?!?!!” teriakku dalam kamar.
Mataku
sempat melirik kantong belanjaan yang diberikan kibum padaku. Tanganku pun
perlahan mengambil baju dan sepatu yang ada di dalam kantong itu. Aku pun
mencobanya dan melihat diriku di depan cermin.
“ini
cantik” ucap bomi tak sadar di depan cermin sambil tersenyum sendiri.
Setelah
mencobanya, bomi pun menggantungnya dengan rapi di dalam lemari pakaiannya. Dan
ia pun tertidur lelap malam itu.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar