Senin, 12 November 2012

I'm so sorry..... (part 1)


“bisakah kau menjauh dariku??” ucapku sinis kepada seorang lelaki yang berdiri di depanku. Laki-laki itupun dengan sigap mundur dan menjaga jarak denganku.

            Aku park bomi.
            Aku berasal dari keluarga yang sederhana. Ayahku hanyalah pegawai swasta di salah satu perusahaan elektronik di korea. Ibuku, dia… adalah ibu rumah tangga yang sempurna untuk keluarga kami.
Laki-laki yang berada di dekatku itu, dia bernama kibum. Sejujurnya aku tak mencintainya sama sekali, menyukainya pun tidak. Aku selalu bersikap keras bila sedang bersama dengannya. Dia memang pacarku, tapi itu semua karna terpaksa!

-----------------------------------------------------Setahun lalu--------------------------------------------------
“bomi, bisa kau kemari sebentar sayang?” panggil ibu
Aku pun menghampiri ibuku yang sedang bersama dengan ayah di ruang keluarga.
“ada apa bu?” tanyaku lembut
Ibu mengelus halus rambutku yang terurai, “ibu sejujurnya agak sedikit khawatir dengan sifatmu yang selalu ketus jika di hadapan pria. Apa kau tidak ingin mempunyai pacar?” Tanya ibu dengan nada pelan
“mwo? Maksud ibu apa?” tanyaku cepat
“aniyo, hanya saja ibu ingin mengenalkanmu dengan seseorang” jelas ibu sambil merangkul pundakku.
Aku pun terperangah mendengar jawaban ibu. Tentu saja ibu bermaksud akan menjodohkan ku dengan anak laki-laki itu. Pasti. Sudah tidak salah lagi.

Esoknya…..
Ibu mengajakku ke sebuah restoran yang cukup elit. Tidak seperti biasanya, ini begitu aneh. Ucap bomi dalam hati. Instink-nya tepat. Tak berapa lama ia dan ibunya duduk di dalam restoran itu, datanglah sepasang suami istri dengan seorang anak laki-laki di belakang mereka yang mendekat ke meja dimana tempat kami duduk.
“annyeonghaseyo, nyonya park” ucap pasangan suami-istri itu bersamaan.
“aah, annyeonghaseyo nyonya kim. Aah, sudah lama sekali kita tidak bertemu. Silahkan duduk” ucap ibu ramah sambil mempersilahkan mereka duduk.
“aah, ini anak kami. kim kibum” ucap si nyonya kim memperkenalkan anaknya
“annyeonghaseyo” anak laki-laki itu mengucap salam sambil tersenyum manis.
Aku tidak menyukai senyumnya itu. Terkesan palsu dan dibuat-buat.
“aaah, anak anda sangat tampan. Oh iya, ini anak kami park bomi” balas nyonya park memperkenalkan bomi.
“annyeonghaseyo paman, bibi” ucapku sopan.
“bomi, kamu sangat cantik” puji orang tua kibum kepada bomi
“”terima kasih bibi” jawab bomi sopan
Ibu, aku, kibum dan kedua orang tuanya akhirnya asik mengobrol saat itu. Jelas sekali terlihat saat itu, bahwa maksud mereka ingin menjodohkan aku dan kibum. Aku tak ingin membuat ibu kecewa, jadi saat itu aku berpura-pura menyukai kibum.

Semenjak hari itu, aku dan kibum sering bertemu untuk sekedar jalan-jalan. Berhubung aku ingin menyenangkan hati ibu, aku tentu saja menurut dengan semua yang ia katakan termasuk untuk menemani kibum jalan-jalan sampai menjadikannya sebagai pacarku. Entah mengapa, ibu memilih dirinya. Ibu sangat yakin bahwa kibum lah yang terbaik untukku. Aku tak pernah melihat ibu seyakin ini. Jadi jangan salahkan aku jika sekarang aku sering bersikap ketus bila sedang bersamanya.
Kami berstatus pacaran hanya jika kami berada di depan orang tua kami. setelah itu… kami sama sekali seperti bukan layaknya pasangan. Kibum bahkan tak ku izinkan memegang tanganku.

***
“bomi-ssi, apa hari ini aku boleh mengajakmu ke suatu tempat?” Tanya kibum
“kemana?” Tanya ku balik
“suatu tempat. Sekali ini saja. mau ya…” pintanya dengan nada manja
“baiklah” jawabku singkat
Ini adalah pertama kalinya aku meng-iya-kan ajakannya karena keinginanku sendiri.
Kibum tak henti-hentinya tersenyum di dalam mobil. Hari ini, dia menjemputku di kampus. Satu lagi keanehan yang terjadi pada diriku hari ini, aku mau pulang bareng dengannya. Biasanya aku selalu menolak ajakannya.
“kibum, untuk apa kita ke mall?” tanyaku ketus
Kibum tak menjawab, hanya saja ia langsung menarik tanganku untuk mengikutinya masuk ke dalam mall itu. Dia menarikku sampai masuk ke dalam satu butik cantik.
“YA! Kibum-ssi, aku sudah pernah bilang kan bahwa kau tidak ku izinkan untuk memegang tanganku!” bentakku keras.
“apa kau tidak bisa menurutiku walau hanya sekali? Kau itu menyebalkan bomi-ssi!” jawabnya jujur. Dan itu pertama kalinya kibum berani memprotesku seperti itu. Kali itu aku benar-benar merasa kalah dan aku pun terdiam. Hari itu aku merasa aku bukanlah aku yang biasanya. Aku bahkan tak bisa marah padanya.
“ini cocok untukmu. Kau akan terlihat cantik mengenakan ini” ucap kibum sambil menunjukkan dress berwarna pink muda bercampur putih di hadapan bomi. Bomi hanya duduk terdiam di kursi empuk yang ada di dalam butik itu.
“aku beli yang ini yaa” ucap kibum lagi kepada wanita yang mejaga butik itu.
Setelah membeli dress itu, kibum pun berpindah ke toko sepatu. Ia membeli high heels cantik berwarna pink lagi. Sebenarnya, pink adalah warna yang tidak disukai bomi. Namun, karna bomi tidak protes sama sekali, kibum pun dengan senangnya memilih warna feminim itu untuk bomi. Tak berapa lama, kibum pun selesai. Ia mengajakku pulang.
“bomi-ssi, kenapa hari ini kau begitu diam? Ada apa denganmu?” Tanya kibum sambil menyetir.
“tidak, tidak apa-apa” jawabku singkat
Setelah kira-kira 30 menit di dalam mobil, akhirnya kami pun sampai di depan rumahku. Namun, aku tidak langsung turun karena kibum menahanku.
“ini untukmu. Pakailah ini di hari sabtu nanti” ucap kibum sambil menyerahkan kantong belanjaan yang berisi dress dan sepatu tadi.
Aku pun mengambilnya dan bermaksud turun dengan segera dari mobil kibum, tapi ia kembali menahanku. “ada apa lagi?” tanyaku dengan nada malas.
Kibum mendekatkan wajahnya padaku. Chuup…
Ia tiba-tiba saja mengecup keningku, “goodnight” ucapnya sambil tersenyum manis padaku. Aneh, aku malah terpesona setelahnya. Aku menatapnya dengan tatapan kosong.
“bomi-ssi, apa kau ingin ikut aku kembali ke rumahku??” Tanya kibum membangunkan lamunanku.
Aku dengan cepat turun dari mobilnya dan berlari masuk ke kamarku.
“aaarrgghh… ada apa denganku hari ini?!?!?!!” teriakku dalam kamar.
Mataku sempat melirik kantong belanjaan yang diberikan kibum padaku. Tanganku pun perlahan mengambil baju dan sepatu yang ada di dalam kantong itu. Aku pun mencobanya dan melihat diriku di depan cermin.
“ini cantik” ucap bomi tak sadar di depan cermin sambil tersenyum sendiri.
Setelah mencobanya, bomi pun menggantungnya dengan rapi di dalam lemari pakaiannya. Dan ia pun tertidur lelap malam itu.

***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar