Selasa, 13 November 2012

I'm so sorry... (part 2)


“Hari ini hujan deras sekali, padahal aku bermaksud ingin mengajak kibum piknik” ucap bomi sambil berdiri di balik kaca jendela rumahnya. Ia pun dengan cepat menelpon kibum.

Bomi               : yeoboseo, kibum-ssi
Kibum            : ya, bomi. Ada apa?
Bomi               : apa kau ada waktu hari ini?
Kibum            : ya, memangnya ada apa?
Bomi               : aku ingin mengajakmu piknik jika hujannya reda nanti
Kibum            : baiklah. Nanti aku jemput^^
Bomi               : heeum, aku tunggu!

Seakan cuaca hari itu mendukung rencana bomi, hujan pun mulai berhenti.
Kibum pun sudah datang. Dengan cepat mereka berdua menuju taman yang bomi inginkan untuk tempat mereka piknik.
Semuanya sudah bomi siapkan, dari makanan kecil, Ipod, alas duduk, sampai buku. Mereka pun berpiknik dengan suasana sejuk.
Tanpa sadar mereka menjadi dekat, dan bahkan kini mereka benar-benar tampak seperti sepasang kekasih.
“besok jangan lupa yaa” ucap kibum mengingatkan
“heum, aku bahkan sudah membuat alarm untuk besok. Euum.. ngomong-ngomong apa besok ada sesuatu yang special?” Tanya bomi penasaran.
“yaa, makanya kau harus datang” jawab kibum senang.
Matahari mulai menghilang, awan pun berubah menjadi begitu gelap. Hanya berhiaskan bintang dan bulan saja. mereka pun pulang dengan perasaan senang di hati mereka.

Di depan rumah bomi…
“aku pulang dulu ya, sampai ketemu besok” pamit kibum malam itu. Malam itu kibum kembali mencium kening bomi. Bahkan bomi juga sempat dipeluknya, seakan mereka akan berpisah untuk selamanya. Bomi pun begitu, entah mengapa saat kibum memluknya, ia seakan tak mau melepasnya pergi.
Dan kibum pun pulang setelah mengantarkan bomi.

***
17.00 KST
Saat aku sudah selesai berdandan, aku menuruni anak tangga di rumahku. Aku tak bisa berhenti tersenyum. Tapi… ibu dan ayah? Mengapa mereka memakai pakaian serba hitam? Memang siapa yang meninggal? Ucap bomi dalam hati.
“kau sudah siap?” Tanya ayah
“iya, tapi ayah dan ibu mau kemana? Kenapa pakaian kalian serba hitam?” Tanyaku penasaran. Namun, ibu dan ayah tak menjawab apapun. Mereka masuk ke dalam mobil. Aku pun ikut di dalamnya. Aku berpikir akan menumpang sampai di salah satu jalan. Di sepanjang jalan, ini kan… arah menuju rumah kibum. Rumahnya begitu ramai. Ada banyak orang di dalamnya. Dan mereka semua memakai pakaian hitam seperti orang tuaku. Ada apa ini?? Tanyaku dalam hati.
Aku dibawa ke satu ruangan, dimana terdapat foto kibum yang dikelilingi begitu banyak bunga. Seketika saja air mataku menetes.
“ada apa ini?!” tanyaku kepada semua orang yang ada di ruangan itu.
Tak lama, sesosok wanita dewasa menghampiriku. Itu ibunya kibum. Dia menghampiriku sambil meneteskan air mata. Ia juga membawa sesuatu di tangannya. Sebuah kotak berwarna putih bersih dengan pita berwarna pink diatasnya.

“ia meninggal pada malam itu. Setelah ia mengantarmu pulang, ia memang pulang ke rumah. Tetapi tidak lama. Kemudian dia pergi ke gedung itu. Gedung yang akan kalian pakai untuk tempat perayaan anniversary kalian” jelas ibu kibum
“ia meninggal karena kecelakaan mobil. Mobilnya menabrak mobil lain yang berlawanan arah. Oh ya bomi ini peninggalan terakhir kibum sebelum ia meninggal. Ia bilang kau baru boleh membukanya nanti malam. Saat kau sudah ada di kamarmu” sambung bibi padaku. Aku berlari keluar rumah kibum. Aku terus berlari. Air mataku tak bisa berhenti. Aku tak tau harus kemana. Sampai aku berhenti di suatu taman. Taman ini adalah taman dimana pertama kalinya aku dan kibum seperti sepasang kekasih.
Sore itu aku menangis sejadi-jadinya. Aku menyesal karna aku belum sempat mengucapkan bahwa aku sangat sangat mencintainya semenjak hari itu. Hari dimana pertama kali ia menggenggam tanganku.
Aku mengikuti langkah kakiku menuju rumah. Aku memasuki kamarku yang begitu dingin. Entah kenapa, suasana dikamarku mendadak menjadi dingin dan membuatku tak nyaman. Kemudian, aku teringat kotak kecil yang diberikan ibu kibum sore tadi. Aku perlahan membukanya.
Kotak itu berisi sehelai kertas dengan tulisan berwarna merah maroon, foto-fotoku bersama kibum sejak awal pacaran kami, dan beberapa hadiah kecil lainnya yang dulu aku tolak darinya. Aku hanya tertarik untuk membuka dan membaca surat yang ada di dalam kotak itu.

Dear park bomi…

Sejak awal bertemu denganmu aku sudah menyukaimu, walau aku tau kau tidak menyukaiku saat itu. Euum… apa kau tau? Kau itu galak, menyebalkan dan egois. Tapi entah kenapa aku tak bisa marah padamu walau hanya sekali. Setelah piknik hari ini, aku merasa aku akan pergi meninggalkanmu dalam waktu yang sangat lama. Itu sebabnya aku menulis surat ini, hari ini aku sangat senang, karna kau begitu cantik dan baik hati padaku. Kau berbeda dari yang biasanya. Aku senang melihatmu seperti itu.
Bomi-ssi, aku tidak sabar melihat cantiknya dirimu nanti ketika kau mengenakan dress pink dan high heels itu di hari anniversary kita. Aku tau kau tak ingat hari itu, tapi aku sangat mengingatnya dengan baik. Oh ya, aku tidak tau kau suka warna apa. Karna sifatmu yang seperti itu, aku jadi ragu dengan warna pilihanku. Aku harap kau mau terus memakainya walaupun kau tidak menyukai warnanya. Hehehe…
Aku sangat bahagia, karna malam ini aku dapat memelukmu dan mencium keningmu untuk yang kedua kali. Aku akan terus mengingat kejadian malam ini. Bomi-ssi, aku sempat berpikir, jika nanti aku meninggal, aku ingin kau terus mengingatku! Kau itu kan pelupa, aku ingin memberi saran untukmu. Ukirlah namaku di hatimu, jadi kau tidak akan pernah lupa denganku. Apa kau mengerti??? Ahahaha… sudah ya! Aku sibuk untuk mempersiapkan acara esok.. Daaa…
Saranghaeyo bomi-ssi!

Air mataku kembali menetes. Aku sangat menyesal dengan semua perlakuanku. Aku ingin ia kembali ke sisiku. Aku mohon tuhan….

Selang beberapa waktu setelah kibum meninggal. Aku sudah bisa mengikhlaskannya. Dress dan high heels pemberiannya masih kusimpan dengan baik di lemariku. Aku menjaganya dengan baik, karena itu satu-satunya pemberian kibum yang terakhir. Jujur saja aku masih ingin dia kembali kepadaku. Aku ingin meminta maaf padanya. Aku ingin meminta maaf untuk semuanya. Aku ingin dia tau bahwa aku mencintainya, tidak, aku bahkan sangat mencintainya. Aku memang sudah terlambat, dan aku ingin meminta maaf atas keterlambatanku menyadari perasaanku bahwa aku benar-benar mencintainya.
I’m so sorry kibum-ssi, I really don’t know that I love you too.
(Fin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar