“Hari
ini hujan deras sekali, padahal aku bermaksud ingin mengajak kibum piknik” ucap
bomi sambil berdiri di balik kaca jendela rumahnya. Ia pun dengan cepat
menelpon kibum.
Bomi : yeoboseo, kibum-ssi
Kibum : ya, bomi. Ada apa?
Bomi : apa kau ada waktu hari ini?
Kibum : ya, memangnya ada apa?
Bomi : aku ingin mengajakmu piknik
jika hujannya reda nanti
Kibum : baiklah. Nanti aku jemput^^
Bomi : heeum, aku tunggu!
Seakan
cuaca hari itu mendukung rencana bomi, hujan pun mulai berhenti.
Kibum
pun sudah datang. Dengan cepat mereka berdua menuju taman yang bomi inginkan
untuk tempat mereka piknik.
Semuanya
sudah bomi siapkan, dari makanan kecil, Ipod, alas duduk, sampai buku. Mereka
pun berpiknik dengan suasana sejuk.
Tanpa
sadar mereka menjadi dekat, dan bahkan kini mereka benar-benar tampak seperti
sepasang kekasih.
“besok
jangan lupa yaa” ucap kibum mengingatkan
“heum,
aku bahkan sudah membuat alarm untuk besok. Euum.. ngomong-ngomong apa besok
ada sesuatu yang special?” Tanya bomi penasaran.
“yaa,
makanya kau harus datang” jawab kibum senang.
Matahari
mulai menghilang, awan pun berubah menjadi begitu gelap. Hanya berhiaskan
bintang dan bulan saja. mereka pun pulang dengan perasaan senang di hati
mereka.
Di
depan rumah bomi…
“aku
pulang dulu ya, sampai ketemu besok” pamit kibum malam itu. Malam itu kibum
kembali mencium kening bomi. Bahkan bomi juga sempat dipeluknya, seakan mereka
akan berpisah untuk selamanya. Bomi pun begitu, entah mengapa saat kibum
memluknya, ia seakan tak mau melepasnya pergi.
Dan
kibum pun pulang setelah mengantarkan bomi.
***
17.00
KST
Saat
aku sudah selesai berdandan, aku menuruni anak tangga di rumahku. Aku tak bisa
berhenti tersenyum. Tapi… ibu dan ayah? Mengapa mereka memakai pakaian serba
hitam? Memang siapa yang meninggal? Ucap bomi dalam hati.
“kau
sudah siap?” Tanya ayah
“iya,
tapi ayah dan ibu mau kemana? Kenapa pakaian kalian serba hitam?” Tanyaku
penasaran. Namun, ibu dan ayah tak menjawab apapun. Mereka masuk ke dalam
mobil. Aku pun ikut di dalamnya. Aku berpikir akan menumpang sampai di salah
satu jalan. Di sepanjang jalan, ini kan… arah menuju rumah kibum. Rumahnya
begitu ramai. Ada banyak orang di dalamnya. Dan mereka semua memakai pakaian
hitam seperti orang tuaku. Ada apa ini?? Tanyaku dalam hati.
Aku
dibawa ke satu ruangan, dimana terdapat foto kibum yang dikelilingi begitu
banyak bunga. Seketika saja air mataku menetes.
“ada
apa ini?!” tanyaku kepada semua orang yang ada di ruangan itu.
Tak
lama, sesosok wanita dewasa menghampiriku. Itu ibunya kibum. Dia menghampiriku
sambil meneteskan air mata. Ia juga membawa sesuatu di tangannya. Sebuah kotak
berwarna putih bersih dengan pita berwarna pink diatasnya.
“ia
meninggal pada malam itu. Setelah ia mengantarmu pulang, ia memang pulang ke
rumah. Tetapi tidak lama. Kemudian dia pergi ke gedung itu. Gedung yang akan
kalian pakai untuk tempat perayaan anniversary kalian” jelas ibu kibum
“ia
meninggal karena kecelakaan mobil. Mobilnya menabrak mobil lain yang berlawanan
arah. Oh ya bomi ini peninggalan terakhir kibum sebelum ia meninggal. Ia bilang
kau baru boleh membukanya nanti malam. Saat kau sudah ada di kamarmu” sambung
bibi padaku. Aku berlari keluar rumah kibum. Aku terus berlari. Air mataku tak
bisa berhenti. Aku tak tau harus kemana. Sampai aku berhenti di suatu taman.
Taman ini adalah taman dimana pertama kalinya aku dan kibum seperti sepasang
kekasih.
Sore
itu aku menangis sejadi-jadinya. Aku menyesal karna aku belum sempat
mengucapkan bahwa aku sangat sangat mencintainya semenjak hari itu. Hari dimana
pertama kali ia menggenggam tanganku.
Aku
mengikuti langkah kakiku menuju rumah. Aku memasuki kamarku yang begitu dingin.
Entah kenapa, suasana dikamarku mendadak menjadi dingin dan membuatku tak
nyaman. Kemudian, aku teringat kotak kecil yang diberikan ibu kibum sore tadi.
Aku perlahan membukanya.
Kotak
itu berisi sehelai kertas dengan tulisan berwarna merah maroon, foto-fotoku
bersama kibum sejak awal pacaran kami, dan beberapa hadiah kecil lainnya yang
dulu aku tolak darinya. Aku hanya tertarik untuk membuka dan membaca surat yang
ada di dalam kotak itu.
Dear
park bomi…
Sejak
awal bertemu denganmu aku sudah menyukaimu, walau aku tau kau tidak menyukaiku
saat itu. Euum… apa kau tau? Kau itu galak, menyebalkan dan egois. Tapi entah
kenapa aku tak bisa marah padamu walau hanya sekali. Setelah piknik hari ini,
aku merasa aku akan pergi meninggalkanmu dalam waktu yang sangat lama. Itu
sebabnya aku menulis surat ini, hari ini aku sangat senang, karna kau begitu
cantik dan baik hati padaku. Kau berbeda dari yang biasanya. Aku senang
melihatmu seperti itu.
Bomi-ssi,
aku tidak sabar melihat cantiknya dirimu nanti ketika kau mengenakan dress pink
dan high heels itu di hari anniversary kita. Aku tau kau tak ingat hari itu,
tapi aku sangat mengingatnya dengan baik. Oh ya, aku tidak tau kau suka warna
apa. Karna sifatmu yang seperti itu, aku jadi ragu dengan warna pilihanku. Aku
harap kau mau terus memakainya walaupun kau tidak menyukai warnanya. Hehehe…
Aku
sangat bahagia, karna malam ini aku dapat memelukmu dan mencium keningmu untuk
yang kedua kali. Aku akan terus mengingat kejadian malam ini. Bomi-ssi, aku
sempat berpikir, jika nanti aku meninggal, aku ingin kau terus mengingatku! Kau
itu kan pelupa, aku ingin memberi saran untukmu. Ukirlah namaku di hatimu, jadi
kau tidak akan pernah lupa denganku. Apa kau mengerti??? Ahahaha… sudah ya! Aku
sibuk untuk mempersiapkan acara esok.. Daaa…
Saranghaeyo
bomi-ssi!
Air
mataku kembali menetes. Aku sangat menyesal dengan semua perlakuanku. Aku ingin
ia kembali ke sisiku. Aku mohon tuhan….
Selang
beberapa waktu setelah kibum meninggal. Aku sudah bisa mengikhlaskannya. Dress
dan high heels pemberiannya masih kusimpan dengan baik di lemariku. Aku
menjaganya dengan baik, karena itu satu-satunya pemberian kibum yang terakhir. Jujur
saja aku masih ingin dia kembali kepadaku. Aku ingin meminta maaf padanya. Aku
ingin meminta maaf untuk semuanya. Aku ingin dia tau bahwa aku mencintainya,
tidak, aku bahkan sangat mencintainya. Aku memang sudah terlambat, dan aku
ingin meminta maaf atas keterlambatanku menyadari perasaanku bahwa aku
benar-benar mencintainya.
I’m
so sorry kibum-ssi, I really don’t know that I love you too.
(Fin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar